PEMBAHASAN
Pengetian Motivasi
Belajar
Sebelum dibahas
lebih jauh tentang motivasi belajar, sebaiknya terlebih dahulu penulis bahas
mengenai apa sebenarnya belajar itu, sehinggga nantinya diperoleh pemahaman
mengenai belajar tersebut dan selanjutkan akan dikaitkan dengan motivasi.
Usaha pemahaman
mengenai belajar ini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang
belajar, antara lain dapat diuraiakan sebagai berikut:
Morgan (Seto
Wicaksono, 2010) mendefinisikan belajar adalah segala perubahan perilaku yang
relatif permanen, yang muncul sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
Hal serupa juga
dilontarkan dalam (Hamzah, 2007 : 23) bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil praktik
atau penguatan (reinforced practice)
yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Di samping itu juga
dalam (Sardiman, 2005 : 20) mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Jaelani (2011)
mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia yang
tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan daya pikir.
Dari beberapa
pendapat yang telah dilontarkan di atas dapat dipahami bahwa belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap, keterampilan yang mencakup
kemampuan berpikir secara sadar ke arah yang lebih baik.
Di samping
definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik
yang dilihat dalam arti luas ataupun dalam arti sempit atau terbatas. Dalam
arti luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan
pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dari pengertian belajar tersebut
bahwa tujuan belajar tidak bisa terpenuhi sepenuhnya tanpa adanya motivasi,
karena motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk
bertingkah laku. Untuk lebih jelasnya berikut akan dipaparkan definisi mengenai
motivasi.
Sering sekali,
bahkan sudah umum orang menyebut kata motif yang tujuannya untuk menunjukkan
mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Misalnya apa motif si Andre menjadi
pandai, apa motif pak Ali menjadi sakit, apa motif si Abi menjadi orang yang
berwibawa, apa motif si Husnul menjadi orang bodoh dan lain sebagainya. Kalau
demikian apa sebenarnya maksud dari motif tersebut?
Kata motif
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif
dapat dikatakan sebagai dorongan, kehendak, alas an, atau kemauan dari dalam
individu. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan), brawal dari kata motif tesebut, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
dirasakan/mendesak.
Motivasi tidak
dapat diamati secara langsung akan tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah
lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau faktor-faktor yang lainnya. (Irfan,
2010)
Menurut Mc. Donald
(dalam Sardiman, 2005 : 73) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului
dengan tanggapan adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini
mengandung tiga elemen penting, yaitu:
1. Bahwa
motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam
sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut
perubahan energi manusia (walaupun energi itu muncul dalam diri manusia),
penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi
ditandai dengan munculnya, rasa/felling seseorang. Dalam hal ini motivasi
relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, felling dan emosi dapat menentukan
tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan
dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya
merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari
dalam individu, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya
unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Dengan ketiga
elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang
kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada
pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan,
perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua
ini didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari dalam
diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat
tercapai.
Motivasi juga
bisa diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali dalam belajar. Betapa
pentingnya motivasi dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi
perbuatan belajar. Selain itu, motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan
belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan tercapai.
Motivasi dan
belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat
timbul karena adanya faktor instrinsik, berupa hasrat keinginan untuk berhasil,
dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor
ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan
kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat bahwa kedua faktor tersebut
timbul disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan
untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Di samping itu
juga (Asrori Ardiansyah, 2011) mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah
suatu daya upaya penggerak atau membangkitkan serta mengarahkan semangat
individu untuk melakukan perbuatan belajar.
Jaelani (2011)
mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk
cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi
kegiatan-kegiatannya.
Dilain pihak
ada juga yang mengatakan bahwa motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis
yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan
gaerah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. (Sardiman,
2005 : 75)
Pada hakikatnya
motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
Adanya
hasrat dan keinginan untuk berhasil.
b.
Adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c.
Adanya
harapan dan cita-cita masa depan.
d.
Adanya
penghargaan dalam belajar.
e.
Adanya
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan peserta didik dapat
belajar dengan baik.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa yang
dimaksud motivasi belajar adalah motivasi yang mampu memberikan dorongan kepada
siswa untuk belajar dan melangsungkan pelajaran dengan memberikan arah atau
tujuan yang telah ditentukan.
Peranan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
1. Peranan Motivasi dalam Belajar
Motivasi pada
dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,
termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting
dari motivasi dalam belajar menurut (Hamzah, 2007 : 27), yaitu: (a) menentukan
hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar
yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar,
(d) menentukan ketekunan belajar.
1.
Peranan
Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila
seseorang anak yang belajar dihadapkan pada sesuatu masalah yang memerlukan
pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah
dilaluinya. Sebagai contoh, seoarang anak akan memecahkan materi matematika
dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut anak itu tidak
dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari
buku tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran
motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar dan menentukan hasil
belajara.
Peristiwa di atas dapat dipahami bahwa sesuatu dapat
menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila dia sedang benar-benar
mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkataan lain, motivasi dapat
menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan
belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar dia dapat membantu
siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan
siswa sebagai bahan penguat belajar. Hal itu tidak cukup dengan memberitahukan
sumber-sumber yang harus dipelajari, melainkan yang lebih penting adalah
mengaitkan isi pelajaran dengan perangkat apa pun yang berada paling dekat
dengan siswa di lingkungannya.
2.
Peranan
Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat
kaitannya dengan kemaknaan belajar. Peserta didik akan tertarik untuk belajar
sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau
dinikmati manfaatnya bagi peserta didik tersebut. Sebagai contoh peserta didik
akan termotivasi belajar elektronik karena tujuan belajar elektronik itu dapat
melahirkan kemampuan peserta didik dalam bidang elektronik. Dalam suatu
kesempatan misalnya, peserta didik tersebut diminta membetulkan radio yang rusak,
dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi
baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, peserta didik tersebut makin
hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit peserta didik sudah
mengetahui makna dari belajar itu.
3.
Motivasi
Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar
sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar
menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau
tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia
mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti
motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.
2. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi belajar
pada dasarnya sangat berperan dalam menentukan hasil belajar siswa, hal ini
terlihat dari fungsi motivasi itu sendiri. Dalam (Sardiman, 2005 : 85)
mengatakan bahwa ada tiga fungsi yang terdapat dalam motivasi, yaitu:
1.
Mendorong
manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan
energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
2.
Menentukan
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
3.
Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan
harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab kegiatan
tersebut tidak serasi dengan tujuan.
Hal serupa juga
dilontarkan oleh Hamlick dalam (Jaelani, 2011) mengemukakan tiga fungsi
motivasi yaitu:
1.
Mendorong
timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan
timbul suatu perbuatan seperti belajar.
2.
Sebagai
pengarah. Artinya meggerakkan perbuatan kearah pencapaian tujuan yang
diinginkan.
3.
Sebagai
penggerak. Motivasi ini berfungsi sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan.
Di
samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian hasil. Seseorang melakukan suatu usaha karena
adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil
baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari
adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan hasil
yang baik. Intensitas motivasi peserta didik akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajarnya.
3. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil
belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam
diri siswa dan faktor yang dari luar atau lingkungan. Berhasil atau tidak
seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
1)
Faktor
intern (yang bersal dari dalam diri orang yang belajar)
a.
Kesehatan
Kesehatan
jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.
Seseorang yang tidak selalu sehat, sakit kepala, demam, pilek batuk dan
sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian juga
halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
b.
Intelegensi
dan bakat
Kedua
aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemapuan belajar.
Seseorang yang mempunyai intelegesi yang baik (IQ-nya tinggi). Umumnya mudah
belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya dalam
menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang mempunyai intelegensi yang
tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajar akan
lebih mudah dibandingkan orang yang hanya mempunyai intlegensi tinggi saja atau
bakat saja.
c.
Minat
dan motivasi
Minat
dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari,
timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan
yang kuat untuk menaikan martabat atau ingin memperoleh pekerjaan yang baik
hasrat ingin hidup senang atau bahagia, begitu pula seseorang yang belajar
dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan
sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi adalah penggerak atau
pendorong.
d.
Cara
belajar
Cara
belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya, belajar tanpa
memperhatikan tekhnik dan faktor fisiologis, psikologis, dan kesehatan akan
memperoleh hasil yang kurang.
2)
Faktor
eksternal (yang berasal dari orang yang belajar)
a.
Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya perhatian dan penghasilan.
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya perhatian dan penghasilan.
b.
Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar cukup berpengaruh tingkat keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah dan sebaginya, semua ini akan mempengaruhi kegiatan belajar.
Keadaan sekolah tempat belajar cukup berpengaruh tingkat keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah dan sebaginya, semua ini akan mempengaruhi kegiatan belajar.
Dari
pemaparan di atas bahwa jelas motivasi belajar sangat berpengaruh dalam
menentukan hasil belajar peserta didik, tidak bisa dipungkiri bahwa motivasi
merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku
entah itu dalam memperoleh hasil yang memuaskan dalam belajar dan motivasi merupakan akar dalam segala hal yang
akan dilakukan oleh seseorang.
PENUTUP
Kesimpulan
Motivasi merupakan
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.
Belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap, keterampilan yang mencakup
kemampuan berpikir secara sadar ke arah yang lebih baik.
Pada hakikatnya
motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Motivasi pada
dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,
termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting
dari motivasi dalam belajar, yaitu: (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan
penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c)
menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan
belajar.
DAFTAR FUSTAKA
Ardiansya, M. Asrori, 2011. Makalah Pengertia Motivasi
Belajar. Tersedia pada http://makalah.blogspot.com/2011/10/makalah-pengertian-motivasi-belajar.html (diakses pada 19 Oktober 2012)
Haji, Hamzah, 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya.
“Analisis di Bidang Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara
Irfan, 2010. Makalah Motivasi Belajar. Jawa Posting.
Tersedia pada http://jawaposting.blogspot.com/2010/01/makalah-motivasi-belajar.html. (diakses pada 20 Oktober 2012)
Jelani. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siwa Kelas IV SDN Waru 05 Kecamatan Parung. Tersedia pada http://kelompok16bgr.wordpress.com/pengaruh-motivasi-belajar-terhadap-hasil-belajar-siswa-kelas-iv-sdn-waru-05-kecamatan-parung-2/.
(diakses pada 19 Oktober 2012)
Saputro, Fajar Kurniawan, 2007. Pengaruh Motivasi dan
Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Semarang. Skripsi
(tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Setowicaksoni, 2010. Makalah Motivasi Belajar –
Softskill. Tersedia pada http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/. (diakses pada, 20 Oktober 2012).