This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 11 November 2012

PERANAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA




PEMBAHASAN

Pengetian Motivasi Belajar
Sebelum dibahas lebih jauh tentang motivasi belajar, sebaiknya terlebih dahulu penulis bahas mengenai apa sebenarnya belajar itu, sehinggga nantinya diperoleh pemahaman mengenai belajar tersebut dan selanjutkan akan dikaitkan dengan motivasi.
Usaha pemahaman mengenai belajar ini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraiakan sebagai berikut:
Morgan (Seto Wicaksono, 2010) mendefinisikan belajar adalah segala perubahan perilaku yang relatif permanen, yang muncul sebagai akibat dari latihan dan pengalaman.
Hal serupa juga dilontarkan dalam (Hamzah, 2007 : 23) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Di samping itu juga dalam (Sardiman, 2005 : 20) mengungkapkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Jaelani (2011) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri manusia yang tampak dalam perubahan tingkah laku seperti kebiasaan, pengetahuan, sikap, keterampilan, dan daya pikir.
Dari beberapa pendapat yang telah dilontarkan di atas dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap, keterampilan yang mencakup kemampuan berpikir secara sadar ke arah yang lebih baik.
Di samping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat dalam arti luas ataupun dalam arti sempit atau terbatas. Dalam arti luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dari pengertian belajar tersebut bahwa tujuan belajar tidak bisa terpenuhi sepenuhnya tanpa adanya motivasi, karena motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Untuk lebih jelasnya berikut akan dipaparkan definisi mengenai motivasi.
Sering sekali, bahkan sudah umum orang menyebut kata motif yang tujuannya untuk menunjukkan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Misalnya apa motif si Andre menjadi pandai, apa motif pak Ali menjadi sakit, apa motif si Abi menjadi orang yang berwibawa, apa motif si Husnul menjadi orang bodoh dan lain sebagainya. Kalau demikian apa sebenarnya maksud dari motif tersebut?
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai dorongan, kehendak, alas an, atau kemauan dari dalam individu. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan), brawal dari kata motif tesebut, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
Motivasi tidak dapat diamati secara langsung akan tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau faktor-faktor yang lainnya. (Irfan, 2010)
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 2005 : 73) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun energi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/felling seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, felling dan emosi dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam individu, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
     Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan.
    Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.
     Motivasi juga bisa diterapkan dalam berbagai kegiatan, tidak terkecuali dalam belajar. Betapa pentingnya motivasi dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar. Selain itu, motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang diharapkan tercapai.
     Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena adanya faktor instrinsik, berupa hasrat keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat bahwa kedua faktor tersebut timbul disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
     Di samping itu juga (Asrori Ardiansyah, 2011) mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah suatu daya upaya penggerak atau membangkitkan serta mengarahkan semangat individu untuk melakukan perbuatan belajar.
Jaelani (2011) mengungkapkan bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kegiatannya.
     Dilain pihak ada juga yang mengatakan bahwa motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gaerah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. (Sardiman, 2005 : 75)
Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.    Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.
b.    Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
c.    Adanya harapan dan cita-cita masa depan.
d.   Adanya penghargaan dalam belajar.
e.    Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud motivasi belajar adalah motivasi yang mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar dan melangsungkan pelajaran dengan memberikan arah atau tujuan yang telah ditentukan.

Peranan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
1. Peranan Motivasi dalam Belajar
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar menurut (Hamzah, 2007 : 27), yaitu: (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar.
1.      Peranan Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan pada sesuatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seoarang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma. Tanpa bantuan tabel tersebut anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari buku tabel matematika. Upaya untuk mencari tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar dan menentukan hasil belajara.
Peristiwa di atas dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang, apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan perkataan lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang dapat memperkuat perbuatan belajar. Untuk seorang guru perlu memahami suasana itu, agar dia dapat membantu siswanya dalam memilih faktor-faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat belajar. Hal itu tidak cukup dengan memberitahukan sumber-sumber yang harus dipelajari, melainkan yang lebih penting adalah mengaitkan isi pelajaran dengan perangkat apa pun yang berada paling dekat dengan siswa   di lingkungannya.
2.      Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Peserta didik akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi peserta didik tersebut. Sebagai contoh peserta didik akan termotivasi belajar elektronik karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan peserta didik dalam bidang elektronik. Dalam suatu kesempatan misalnya, peserta didik tersebut diminta membetulkan radio yang rusak, dan berkat pengalamannya dari bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu, peserta didik tersebut makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit peserta didik sudah mengetahui makna dari belajar itu.
3.      Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

2. Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi belajar pada dasarnya sangat berperan dalam menentukan hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari fungsi motivasi itu sendiri. Dalam (Sardiman, 2005 : 85) mengatakan bahwa ada tiga fungsi yang terdapat dalam motivasi, yaitu:
1.         Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.         Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3.         Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab kegiatan tersebut tidak serasi dengan tujuan.
Hal serupa juga dilontarkan oleh Hamlick dalam (Jaelani, 2011) mengemukakan tiga fungsi motivasi yaitu:
1.         Mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar.
2.         Sebagai pengarah. Artinya meggerakkan perbuatan kearah pencapaian tujuan yang diinginkan.
3.         Sebagai penggerak. Motivasi ini berfungsi sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan.
Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian hasil. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan hasil yang baik. Intensitas motivasi peserta didik akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
        Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang dari luar atau lingkungan. Berhasil atau tidak seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
1)        Faktor intern (yang bersal dari dalam diri orang yang belajar)
a.    Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang tidak selalu sehat, sakit kepala, demam, pilek batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian juga halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
b.   Intelegensi dan bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemapuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegesi yang baik (IQ-nya tinggi). Umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya mempunyai intlegensi tinggi saja atau bakat saja.
c.    Minat dan motivasi
Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari, timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau ingin memperoleh pekerjaan yang baik hasrat ingin hidup senang atau bahagia, begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi adalah penggerak atau pendorong.
d.   Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya, belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor fisiologis, psikologis, dan kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.
2)        Faktor eksternal (yang berasal dari orang yang belajar)
a.    Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya perhatian dan penghasilan.
b.   Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar cukup berpengaruh tingkat keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan disekolah dan sebaginya, semua ini akan mempengaruhi kegiatan belajar.
Dari pemaparan di atas bahwa jelas motivasi belajar sangat berpengaruh dalam menentukan hasil belajar peserta didik, tidak bisa dipungkiri bahwa motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku entah itu dalam memperoleh hasil yang memuaskan dalam belajar dan  motivasi merupakan akar dalam segala hal yang akan dilakukan oleh seseorang.
                        


PENUTUP

Kesimpulan
Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap, keterampilan yang mencakup kemampuan berpikir secara sadar ke arah yang lebih baik.
Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar, yaitu: (a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d) menentukan ketekunan belajar.

DAFTAR FUSTAKA

Ardiansya, M. Asrori, 2011. Makalah Pengertia Motivasi Belajar. Tersedia pada http://makalah.blogspot.com/2011/10/makalah-pengertian-motivasi-belajar.html (diakses pada 19 Oktober 2012)

Haji, Hamzah, 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. “Analisis di Bidang Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara

Irfan, 2010. Makalah Motivasi Belajar. Jawa Posting. Tersedia pada http://jawaposting.blogspot.com/2010/01/makalah-motivasi-belajar.html. (diakses pada 20 Oktober 2012)

Jelani. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siwa Kelas IV SDN Waru 05 Kecamatan Parung. Tersedia pada http://kelompok16bgr.wordpress.com/pengaruh-motivasi-belajar-terhadap-hasil-belajar-siswa-kelas-iv-sdn-waru-05-kecamatan-parung-2/. (diakses pada 19 Oktober 2012)

Saputro, Fajar Kurniawan, 2007. Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Semarang. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setowicaksoni, 2010. Makalah Motivasi Belajar – Softskill. Tersedia pada http://setowicaksono8.wordpress.com/2010/11/07/makalah-motivasi-softskill/. (diakses pada, 20 Oktober 2012).


           

 


Kamis, 01 November 2012

Dasar